BeritaTeknologi

Persatuan PWI, Asa Bersemi: Kisah Damai di Balik Meja Perundingan

Infoindonesia
85
×

Persatuan PWI, Asa Bersemi: Kisah Damai di Balik Meja Perundingan

Sebarkan artikel ini
Kami ingin PWI kuat kembali," tegas Komaruddin. "Wartawan Indonesia butuh organisasi yang bersatu."
Kami ingin PWI kuat kembali," tegas Komaruddin. "Wartawan Indonesia butuh organisasi yang bersatu."
Example 468x60

JAKARTA, Infoindonesia.net – Di jantung ibu kota, di sebuah ruang yang sunyi namun penuh makna, sebuah lembaran sejarah baru terukir.

Jumat sore itu, 13 Juni 2025, bukan sekadar hari biasa. Ada denyut harapan yang begitu kuat, merayap perlahan dari meja perundingan, menyelimuti Kantor Dewan Pers di Jakarta.

Example 300x600

Di sana, dua pucuk pimpinan yang selama ini seolah terpisah oleh gelombang perbedaan.

Kini duduk bersisian, pena di tangan, menggoreskan tanda tangan pada sehelai kertas yang akan mengubah arah jarum waktu bagi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Dialah Hendry Ch Bangun, sang Ketua Umum PWI Kongres Bandung, dengan tatapan bijak yang menyimpan pengalaman panjang.

Di sisinya, Zulmansyah Sekedang, nahkoda PWI Kongres Luar Biasa (KLB) Jakarta, dengan semangat perubahan yang membara.

Kini, kedua sosok ini bukan lagi representasi dari dua kubu yang berbeda, melainkan duta perdamaian yang merajut kembali benang-benang persatuan yang sempat terurai.

Surat Keputusan (SK) Panitia Bersama Kongres Persatuan PWI telah disepakati. Sebuah langkah, betapa pun kecilnya, namun begitu berarti.

Saksi Bisu di Balik Momen Historis

Momen sakral itu tak luput dari pantauan mata-mata tajam yang juga menjadi pilar penting dalam ekosistem pers.

Ketua Dewan Pers, Komaruddin Hidayat, sang pemikir arif, menjadi saksi kunci. Di dampinginya, Totok Suryanto, Wakil Ketua Dewan Pers, dengan ketenangan yang meneduhkan.

Juga hadir, dua anggota Dewan Pers, Yogi Hadi Ismanto dan Dahlan Dahi, yang selama ini berperan sebagai mediator, jembatan penghubung di tengah keruhnya air konflik PWI.

Mereka, para penjaga marwah kebebasan pers, kini menyaksikan sebuah babak baru, sebuah titik balik yang telah lama dinantikan.

Penandatanganan SK ini bukan sekadar formalitas. Ia adalah janji, sebuah ikrar kolektif menuju Kongres Persatuan yang telah dirancang untuk digelar paling lambat 30 Agustus tahun ini.

Sebuah tenggat waktu yang mengikat, namun juga memacu semangat. Inilah buah manis dari “Kesepakatan Jakarta”, sebuah komitmen yang lahir dari kesadaran mendalam akan pentingnya rekonsiliasi.

Asa Baru, Langkah Cepat

“Dengan lengkapnya panitia Kongres Persatuan PWI, maka SC dan OC sudah bisa langsung bekerja untuk menyiapkan Kongres,” ujar Hendry Ch Bangun, suaranya terdengar lega, namun tetap berwibawa. Matanya memancarkan optimisme.

“Walaupun batas akhir pelaksanaan kongres ditetapkan maksimal 30 Agustus, apabila semua sudah siap maka bisa saja kongres dapat dilakukan lebih cepat.

Misalnya akhir Juli atau awal Agustus.” Sebuah sinyal kuat, bahwa semangat persatuan ini tak ingin menunggu lama.

Ada kerinduan yang membuncah untuk segera menyatukan kembali rumah besar wartawan Indonesia.

Senada dengan itu, Zulmansyah Sekedang menyambutnya dengan ungkapan syukur dan doa.

“Dengan sudah disepakatinya panitia kongres, semoga niat kita bersama untuk persatuan PWI kembali, dimudahkan dan dilancarkan,” harapnya, tulus.

“Saya mendoakan semua panitia SC dan OC yang sudah diberikan amanah bekerja kompak, rukun, sukses, selalu sehat dan tetap berpedoman kepada konstitusi PD PRT PWI.”

Doa ini bukan hanya untuk panitia, namun juga untuk seluruh anggota PWI, agar perjalanan menuju persatuan ini diliputi keberkahan.

Kolaborasi Inklusif, Wajah Netral Dinanti

Struktur panitia yang kini terbentuk adalah cerminan dari semangat kolaborasi. Sebuah nama baru mencuat di jajaran Steering Committee (SC), sosok yang dikenal dengan integritas dan netralitasnya: Totok Suryanto, Wakil Ketua Dewan Pers.

Kehadirannya seolah menjadi penyeimbang, perekat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, SC kini beranggotakan tujuh nama: tiga dari PWI Kongres Bandung, tiga dari PWI KLB Jakarta, ditambah satu sosok netral.

Inilah potret inklusifitas, sebuah upaya merangkul semua elemen demi satu tujuan: PWI yang bersatu.

Komaruddin Hidayat, dengan pandangan jauh ke depan, mengapresiasi tinggi usaha rekonsiliasi ini.

Baginya, ini bukan sekadar penyelesaian konflik, melainkan fondasi untuk mengembalikan PWI pada posisi yang semestinya: salah satu pilar utama ekosistem pers Indonesia. Sebuah peran strategis yang tak bisa diremehkan.

Mekanisme Demokratis dan Damai

Terbentuknya Panitia Kongres PWI, yang terdiri dari SC dan Organizing Committee (OC), adalah sebuah penanda.

Penanda bahwa PWI memilih jalan demokratis dan damai untuk menuntaskan perselisihan.

Organisasi wartawan tertua di Indonesia ini, dengan segala sejarah dan dinamikanya, kini menatap masa depan dengan optimisme.

Kongres Persatuan diharapkan menjadi momentum puncak, tempat di mana semua perbedaan melebur, dan persatuan kembali menjadi jiwa PWI.

Surat Keputusan (SK) PWI tentang Pembentukan Panitia Bersama Kongres Persatuan PWI Tahun 2025 ini, yang ditandatangani oleh masing-masing ketua umum dan sekretaris jenderal, menjadi pijakan legal yang kokoh. Ia adalah bukti otentik dari komitmen bersama.

Barisan Pejuang Persatuan: Susunan Panitia Lengkap

Inilah mereka, para nama yang akan bahu-membahu menyiapkan Kongres Persatuan PWI:

Steering Committee (SC):

Ketua: Zulkifli Gani Ottoh
Wakil Ketua: Atal S Depari
Sekretaris: IGMB Dwikora Putra
Anggota:
Zacky Antoni
Wina Armada Sukardi
Lutfil Hakim
Totok Suryanto

Organizing Committee (OC):

Ketua: Marthen Selamet Susanto
Wakil Ketua: Raja Parlindungan Pane
Sekretaris: Tb Adhi
Wakil Sekretaris: Firdaus Komar
Bidang-Bidang Pendukung:

Bidang Persidangan:
Haris Sadikin
Sarjono
Bidang Pendanaan:
Muhammad Nasir
Musrifah
Bidang Akomodasi:
Sarwani
Kadirah
Bidang Transportasi:
Herwan Febriansyah
Mercys Charles Loho

Mereka adalah representasi dari semangat gotong royong, dedikasi, dan keyakinan akan masa depan PWI yang lebih baik.

Dengan tangan-tangan ini, Kongres Persatuan PWI bukan lagi sekadar impian, melainkan sebuah realita yang tengah dirajut, selangkah demi selangkah, menuju hari bersejarah itu.

Akankah persatuan ini menjadi momentum kebangkitan sejati bagi PWI dan seluruh insan pers di Indonesia? Waktu yang akan menjawab, namun asa telah bersemi. (Wawan Suwandi)

Example 300250
Example 120x600