JAKARTA, Infoindonesia.net – PWI atau sinetron? Jika ada kontes “Organisasi Paling Dramatis”, PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) layak jadi juara.
Dua ketua umum, satu kasus cashback, dan segudang klaim sepihak—semua bahan bakar untuk telenovela politik yang tak pernah tamat.
Zulmansyah Sekedang, sang ketum de jure, sudah lelah memberi penjelasan. Tapi Hendry Ch Bangun (HCB), sang ketum de facto (versi sendiri), masih bersikukuh di panggung.
Dewan Pers? Mereka hanya bisa geleng-geleng sambil memesan kopi tambahan.
Cashback, Pemecatan, dan Dewan Kehormatan Diabaikan
Zulmansyah, dengan wajah lelah khas orang yang berurusan dengan drama, berkata:
“HCB sudah bukan anggota, tapi masih ngotot jadi ketua. Ini kayak dipecat dari kantor, tapi masih datang pakai ID card palsu.”
Fakta kerasnya:
- Dewan Kehormatan PWI memecat HCB karena kasus cashback dana UKW.
- PWI DKI Jakarta (tempat HCB terdaftar) mendukung pemecatan.
- Kongres Luar Biasa (KLB) memutuskan pemecatan total.
Tapi HCB? “Saya masih sah!” katanya, sambil mungkin memegang SK lawas dari Kemenkumham yang sudah dibekukan.
Mediasi Dewan Pers dan Kesepakatan Jakarta yang (Lagi-lagi) Dilanggar
Dewan Pers mencoba jadi matchmaker. Kedua kubu sepakat:
- “Kosong-kosong” (istilah keren untuk reset kepengurusan).
- Kongres Persatuan digelar Agustus 2025.
Tapi, plot twist! Sehari setelah tanda tangan, HCB muncul di Indramayu, berkoar: “Saya yang legal!”
Zulmansyah hanya bisa mengeluh: “Ini kayak pacaran, sudah berdamai, eh besoknya upload story mesra sama mantan.”
Zulmansyah berpesan: SK Kemenkumham ≠ Legitimasi. (“Kalau pakai logika begitu, artis kena KDRT tapi masih punya KTP, sah dong jadi suami?”)
Putusan sela ≠ Final. (“Ini bukan putusan hakim sinetron yang selesai dalam 30 menit.”)
“Wartawan harus paham hukum, bukan cuma hukum clickbait,” sindirnya.
Rekonsiliasi Atau Sekadar Episode Baru?
Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC) sudah bekerja. Target: Kongres Persatuan PWI, Agustus 2025.
Tapi, dengan track record “sepakat hari ini, batal besok”, siapa yang bisa jamin?
PWI, Jangan Jadi Bahan Lawakan
Zulmansyah menutup dengan pesan sendu, “PWI ini milik wartawan, bukan panggung sinetron. Kalau mau akting, jadi artis saja.” (M.Tasya)